Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya dengan daging?- Galatia 3:3
Terjadi pada bulan Januari 1978 di London. Seorang wanita yang begitu menyayangi kucingnya menelpon petugas pemadam kebakaran untuk meminta mereka menolong kucingnya yang terperangkap di atas. Dengan gagah berani para petugas pemadam kebakaran itu menyelamatkan kucing kesayangan tersebut. Begitu berterimakasihnya wanita itu, maka ia mengundang mereka semua untuk minum teh. Kemudiaan saat mereka pulang, kendaraan mereka melindas kucing itu dan menewaskannya!
Saya tersenyum geli membayangkan bagaimana ekspresi para petugas pemadam kebakaran tersebut ketika harus mempertanggungjawabkan kecerobohannya kepada wanita tersebut. Kedatangannya dipuji dan dihormati, tapi kepulangannya dicaci maki. Mengawali dengan baik, tapi mengakhirinya dengan begitu buruk.
Membaca kisah tersebut saya jadi teringat perkataan Paulus kepada jemaat di Galatia, “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” Namun benar demikian bahwa banyak orang Kristen melakukan kebodohan-kebodohan seperti itu. Mengawali kekristenannya dengan baik, dengan semangat kasih mula-mula dan penuh kesungguhan hati. Hanya sayang, di tengah perjalanan kekristenannya, ia mandeg dan mengakhirinya dengan hidup dalam kedagingan!
Bagaimana posisi rohani kita saat ini? Sungguh patut disayangkan jika kita mengawali kekristenan dengan begitu radikal tapi mengakhirinya dengan kesuaman. Kita mengawalinya dengan totalitas, namun sekarang ini kita mulai setengah-setengah. Kita mengawali kekristenan kita dengan berpantang dosa, tapi kita justru mengakhirinya dalam kompromi dengan dunia. Kita pun tahu bahwa yang diperhitungkan Tuhan adalah bagaimana akhir hidup kita, bukan bagaimana kita telah mengawalinya. Itu sebabnya jika kita mengawalinya dengan Roh, baiklah kita tetap mengakhirinya dengan Roh juga.
Mengawali dengan Roh, tapi mengakhirinya dengan daging. Itulah tragedi dalam kekristenan yang paling tragis.